Pentingnya Pembelajaran Sosial-Emosional dalam pengembangan diri dan profesional dalam upaya menguatkan kekuatan karakter pancasila.




Pentingnya Pembelajaran Sosial-Emosional dalam pengembangan diri dan profesional pendidik

Pembelajaran Sosial-Emosional (SEL) selain berperan penting terhadap pengembangan diri siswa juga relevan terhadap pengembangan diri dan profesionalisme seorang pendidik. Dengan menumbuhkan keterampilan sosial-emosional, pendidik dapat meningkatkan hubungan interpersonal, kekuatan,dan kesejahteraan psikologis yang akhirnya akan berdampak positif terhadap efektivitas pembelajaran di kelas.

Tidak dapat dipungkiri bahwa seorang pendidik sering menghadapi tekanan dari berbagai arah, seperti tuntutan administrasi, tambahan pekerjaan yang seringkali diluar kapasitasnya sebagai seorang pendidik, perilaku siswa yang beragam tingkatannya, interaksi dengan orang tua siswa. Dengan keterampilan SEL, pendidik akan memiliki kemampuan dalam mengelola emosi dengan lebih baik sehingga dapat membantunya untuk tetap tenang dan fokus ditengah kondisi yang menantang. Pembelajaran Sosial-Emosional berperan penting dalam kemampuan untuk mengelola emosi dan memahami emosi orang lain, memfasilitasi dinamika kelas dan keterlibatan siswa menjadi lebih baik (Calderón, 2024). Selanjutnya penelitian yang lain menunjukkan bahwa pendidik dengan keterampilan sosial-emosional yang kuat menunjukkan peningkatan ketahanan mental yang sangat penting untuk mengelola stres dan mempertahankan lingkungan belajar yang positif (Dafna, 2023).

Seorang pendidik juga menjadi role model bagi peserta didik dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan keterampilan sosial-emosionalnya memungkinkan guru untuk berkomunikasi dengan lebih efektif dan mengedepankan rasa empati terhadap orang lain, baik kepada siswa, rekan kerja dan orang tua siswa. Selain menjadi role model  bagi peserta didik, lingkungan belajar yang positif juga sangat penting untuk keberhasilan akademk dan sosial-emosional siswa. Guru yang terampil dalam SEL mampu menciptakan lingkungan dimana siswa merasa aman dan dihargai serta didukung untuk belajar dan berkembang. Integrasi prinsip-prinsip pembelajaran sosial-emosional cenderung berhasil dalam pengelolaan kelas yang inklusif, yang akhirnya meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.

Selain itu, dengan program pengembangan profesionalisme pendidik yang mencakup pelatihan sosial-emosional secara signifikaan dapatkan meningkatkan efikasi diri pendidik  dan kemampuan untuk menerapkan strategi pengajaran yang lebih efektif (Porto, dkk, 2022. Dalam penelitian yang lainnya menunjukkan bahwa guru yang terlibat aktif dalam praktik SEL dapat menciptakan ruang kelas yang lebih mendukung dan berpusat pada siswa, yang mengarah pada keberhasilan akademik siswa yang lebih baik lagi (Huynh,2024).

Penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila melalui Pembelajaran Sosial-Emosional (SEL)

Integrasi pembelajaran sosial-emosional dapat mendukung penguatan karakter pelajar pancasila melalui dimensi-dimensinya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

No

Dimensi

Penerapan SEL

1

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

 

Pembelajaran Sosial Emosional dapat membantu siswa untuk lebih mengenal dan menghargai nilai-nilai keagamaan dan spiritual.

Misalnya, melalui kegiatan refleksi diri dan diskusi tentang pentingnya moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat memperkuat karakter beriman dan bertakwa, serta menerapkan nilai-nilai tersebut dalam interaksi sosial mereka.

2

Berkebhinekaan Global

Kompetensi sosial dalam SEL seperti kesadaran sosial dan keterampilan hubungan dapat dikaitkan dengan karakter berkebinekaan global.

Misalnya, Melalui kegiatan yang mengajarkan siswa untuk menghormati perbedaan dan memahami perspektif orang lain, siswa dilatih untuk menghargai keberagaman dan hidup rukun dalam masyarakat yang plural.

3

Gotong Royong

Gotong royong bisa diperkuat dengan mengajarkan keterampilan kerja sama dalam pembelajaran SEL. Kegiatan kerja kelompok, proyek kolaboratif, dan simulasi yang memerlukan kerja tim dapat memperkuat rasa kebersamaan dan saling membantu antar siswa, mencerminkan nilai-nilai gotong royong.

4

Mandiri

Aspek pengelolaan diri dalam SEL berhubungan langsung dengan karakter mandiri. Siswa diajarkan untuk mengelola emosi, mengambil keputusan yang tepat, dan bertanggung jawab atas tindakannya, yang semuanya merupakan bagian dari kemandirian. Program SEL mendorong siswa untuk menjadi individu yang dapat mengatasi tantangan dan berani mengambil inisiatif.

5

Bernalar Kritis

Melalui program SEL, siswa diajak untuk berpikir kritis dalam menghadapi situasi sosial dan emosional. Misalnya, siswa diajarkan untuk menganalisis dampak dari suatu keputusan terhadap diri mereka sendiri dan orang lain, serta bagaimana memecahkan masalah secara rasional. Ini sejalan dengan penguatan karakter bernalar kritis yang dituntut dalam Profil Pelajar Pancasila

6

Kreatif

Kreativitas dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan SEL yang menuntut siswa untuk berpikir out-of-the-box dalam menyelesaikan konflik atau menciptakan cara-cara baru untuk bekerja sama. Misalnya, dalam kegiatan role-playing atau proyek kelompok, siswa didorong untuk mengemukakan ide-ide kreatif dan mencari solusi inovatif.

 

Contoh dalam Pembelajarn di Kelas

  • Diskusi Tematik: Guru dapat merancang diskusi kelas yang mengaitkan nilai-nilai Pancasila dengan kompetensi SEL. Misalnya, saat membahas pentingnya kerukunan antar umat beragama (Berkebinekaan Global), siswa diajak untuk memahami dan menghargai perbedaan melalui kesadaran sosial yang diajarkan dalam SEL.
  • Proyek Kolaboratif: Siswa dapat diajak bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek yang menggabungkan aspek gotong royong dengan keterampilan hubungan dalam SEL, seperti mengorganisir kegiatan sosial yang melibatkan seluruh anggota kelas.
  • Refleksi dan Jurnal: Melalui kegiatan jurnal harian atau refleksi setelah pembelajaran, siswa dapat merenungkan bagaimana nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam tindakan mereka sehari-hari, serta bagaimana mereka dapat terus mengembangkan karakter-karakter tersebut dalam kehidupan nyata.

 

 

Sumber :

Antonio, Calderón, Calderón. (2024). Development of socio-emotional skills in the training of educators in today’s society. Sophia, 283-309. doi: 10.17163/soph.n37.2024.09

Armoza-Levi, Dafna. (2023). Social-Emotional Learning And The Personal Well-Being Of Kindergarten Teachers. European Proceedings of Educational Sciences,  doi: 10.15405/epes.23056.17

Sue, K., Adams., Jessica, L, MacLeod., Hyunjin, Kim., Nilton, Porto. (2022). The Role of Professional Development in Bridging High-Quality Social-Emotional Learning in Laboratory and Community Preschools.  6(2) doi: 10.58948/2834-8257.1012

Thi, Yen, Tran., Thi, Mai, Huong, Nguyen., Anh, Tuan, Huynh. (2024). Exploring the social and emotional aspects of teaching and learning english as a foreign language. Tạp chí Nghiên cứu nước ngoài,  doi: 10.63023/2525-2445/jfs.ulis.5185

Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART