Meskipun keluarga Freud memiliki keterbatasan keuangan dan terpaksa tinggal di apartemen yang padat, orang tua Freud berusaha keras untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya yang jelas. Freud memiliki banyak minat, tetapi pilihan karirnya dibatasi karena warisan Yahudi. Akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi dokter.
Hanya empat tahun setelah mendapatkan gelar kedokterannya dari Universitas Vienna pada usia 26 tahun, ia menduduki posisi bergengsi sebagai dosen di sana. Freud mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk merumuskan dan mengembangkan teorinya tentang psikoanalisis.
Yang menarik, fase kreatif terbesar dalam hidupnya sesuai dengan periode ketika ia mengalami masalah emosional yang parah sendiri. Selama awal 40-an, Freud mengalami banyak gangguan psikosomatik, ketakutan berlebihan akan kematian, dan fobia lainnya, serta terlibat dalam tugas sulit melakukan analisis diri. Dengan mengeksplorasi makna mimpinya sendiri, ia mendapatkan wawasan tentang dinamika perkembangan kepribadian. Ia pertama kali memeriksa kenangan masa kecilnya dan menyadari kebencian intens yang pernah dirasakannya terhadap ayahnya. Ia juga mengingat perasaan seksual masa kecilnya terhadap ibunya, yang cantik, penuh kasih, dan melindungi. Kemudian, ia secara klinis merumuskan teorinya saat ia mengamati pasiennya bekerja melalui masalah mereka dalam analisis.
Freud memiliki sedikit toleransi terhadap rekan-rekan yang menyimpang dari doktrin psikoanalisisnya. Ia berusaha untuk mengendalikan gerakan ini dengan mengusir mereka yang berani tidak setuju. Carl Jung dan Alfred Adler, misalnya, bekerja sama dengan Freud, tetapi masing-masing mendirikan sekolah terapeutiknya sendiri setelah berulang kali berselisih dengan Freud tentang masalah teoritis dan klinis.
Freud sangat kreatif dan produktif, sering bekerja selama 18 jam sehari. Karya-karya terkumpulnya mengisi 24 volume. Produktivitas Freud tetap pada tingkat yang tinggi hingga akhir hidupnya ketika ia terkena kanker di rahang. Selama dua dekade terakhir hidupnya, ia menjalani 33 operasi dan hampir selalu merasakan rasa sakit. Ia meninggal di London pada tahun 1939.
Sebagai pencetus psikoanalisis, Freud membedakan dirinya sebagai sosok intelektual besar. Ia menjadi perintis teknik baru untuk memahami perilaku manusia, dan usahanya menghasilkan teori kepribadian dan psikoterapi paling komprehensif yang pernah dikembangkan.
Kata Kunci
1. Pandangan tentang Sifat Manusia
Pandangan Freud tentang sifat manusia pada dasarnya bersifat deterministik. Menurut Freud, perilaku kita ditentukan oleh kekuatan irasional, motivasi yang tidak sadar, dan dorongan biologis dan naluri saat evolusi melalui tahapan-tahapan psikoseksual kunci dalam enam tahun pertama kehidupan.
Insting adalah pusat dari pendekatan Freud. Meskipun awalnya ia menggunakan istilah libido untuk merujuk pada energi seksual, ia kemudian memperluasnya untuk mencakup energi dari semua insting kehidupan. Insting-insting ini bertujuan untuk kelangsungan hidup individu dan umat manusia; mereka diorientasikan pada pertumbuhan, perkembangan, dan kreativitas. Libido, oleh karena itu, sebaiknya dipahami sebagai sumber motivasi yang mencakup energi seksual tetapi melampaui itu. Freud menyertakan semua tindakan yang menyenangkan dalam konsepnya tentang insting kehidupan; ia melihat tujuan hidup sebagian besar adalah untuk memperoleh kesenangan dan menghindari rasa sakit.
Freud juga mempostulasikan insting kematian, yang menjelaskan dorongan agresif. Terkadang, orang menunjukkan keinginan tidak sadar untuk mati atau melukai diri sendiri atau orang lain melalui perilaku mereka. Mengelola dorongan agresif ini merupakan tantangan besar bagi umat manusia. Dalam pandangan Freud, baik dorongan seksual maupun agresif adalah penentu kuat mengapa orang bertindak seperti yang mereka lakukan.
2. Struktur Kepribadian
Menurut pandangan psikoanalisis Freud, kepribadian terdiri dari tiga sistem: id, ego, dan superego. Ini adalah nama untuk struktur psikologis dan sebaiknya tidak dianggap sebagai manekin yang secara terpisah mengoperasikan kepribadian; kepribadian seseorang berfungsi sebagai suatu kesatuan daripada tiga segmen terpisah.
Id secara kasar adalah semua dorongan atau impuls yang mungkin mirip dengan komponen biologis. Ego berusaha mengatur dan memediasi antara id dan kenyataan bahaya yang dihadapi oleh impuls id. Salah satu cara untuk melindungi diri dari bahaya dari dorongan kita sendiri adalah dengan membentuk superego, yang merupakan komponen sosial yang terinternalisasi, sebagian besar berakar pada apa yang orang bayangkan sebagai harapan dari tokoh-tokoh orang tua. Karena tujuan dari mengambil harapan yang terbayangkan ini adalah melindungi diri dari dorongan kita sendiri, superego mungkin lebih hukuman dan menuntut daripada orang tua sebenarnya dari individu tersebut. Tindakan ego mungkin atau mungkin tidak disadari. Sebagai contoh, pertahanan biasanya tidak disadari. Karena ego dan kesadaran bukanlah hal yang sama, slogan untuk psikoanalisis telah beralih dari "membuat yang tidak sadar menjadi sadar" menjadi "di tempat id, biarkan ada ego."
Dari perspektif Freudian yang ortodoks, manusia dipandang sebagai sistem energi. Dinamika kepribadian terdiri dari cara-cara di mana energi psikis didistribusikan ke id, ego, dan superego. Karena jumlah energi terbatas, satu sistem mendapatkan kontrol atas energi yang tersedia dengan biaya dua sistem lainnya. Perilaku ditentukan oleh energi psikis ini.
- Id adalah sistem asli kepribadian; saat lahir, seseorang adalah semua id. Id adalah sumber utama energi psikis dan tempat bersemayamnya insting. Id tidak memiliki organisasi, dan ia buta, menuntut, dan tegas. Sebagai panci kegembiraan yang mendidih, id tidak dapat mentoleransi ketegangan dan berfungsi untuk langsung melepaskan ketegangan. Diperintah oleh prinsip kenikmatan, yang ditujukan untuk mengurangi ketegangan, menghindari rasa sakit, dan mendapatkan kesenangan, id bersifat tidak logis, amoral, dan didorong untuk memenuhi kebutuhan naluri. Id tidak pernah matang, tetap menjadi anak manja dari kepribadian. Id tidak berpikir, tetapi hanya menginginkan atau bertindak. Id sebagian besar tidak sadar atau di luar kesadaran.
- Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal realitas. Ini adalah "eksekutif" yang mengatur, mengendalikan, dan mengatur kepribadian. Sebagai "polisi lalu lintas," ego memediasi antara insting dan lingkungan sekitar. Ego mengontrol kesadaran dan melakukan sensor. Diperintah oleh prinsip realitas, ego melakukan pemikiran realistis dan logis serta merumuskan rencana tindakan untuk memenuhi kebutuhan. Ego, sebagai tempat kecerdasan dan rasionalitas, memeriksa dan mengendalikan dorongan buta id. Sementara id hanya mengenal realitas subjektif, ego membedakan antara gambar mental dan benda di dunia eksternal.
- Superego adalah cabang yudisial kepribadian. Ini mencakup kode moral seseorang, yang perhatian utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah. Ini mewakili ideal dar ipada yang nyata dan berusaha bukan untuk kesenangan tetapi untuk kesempurnaan. Superego mewakili nilai-nilai tradisional dan cita-cita masyarakat yang disampaikan dari orang tua ke anak. Ini berfungsi untuk menghambat impuls id, membujuk ego untuk mengganti tujuan moralis dengan yang realistis, dan untuk berusaha mencapai kesempurnaan. Sebagai internalisasi dari standar orang tua dan masyarakat, superego berhubungan dengan imbalan dan hukuman psikologis. Imbalannya adalah perasaan bangga dan mencintai diri sendiri; hukumannya adalah perasaan bersalah dan rendah diri.
3. Kesadaran dan Bawah Sadar
Mungkin kontribusi terbesar Freud adalah konsepnya tentang bawah sadar dan tingkatan kesadaran, yang merupakan kunci untuk memahami perilaku dan masalah kepribadian. Bawah sadar tidak dapat dipelajari secara langsung tetapi disimpulkan dari perilaku. Bukti klinis untuk mengajukan bawah sadar termasuk: (1) mimpi, yang merupakan representasi simbolis dari kebutuhan, keinginan, dan konflik tidak sadar; (2) kesalahan bicara dan lupa, misalnya, nama yang akrab; (3) sugesti pasca hipnotis; (4) materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas; (5) materi yang berasal dari teknik proyeksi; dan (6) konten simbolis gejala psikotik.
Menurut Freud, kesadaran adalah lapisan tipis dari pikiran total. Seperti bagian besar gunung es yang terletak di bawah permukaan air, sebagian besar pikiran ada di bawah permukaan kesadaran. Bawah sadar menyimpan semua pengalaman, kenangan, dan materi yang direpresi. Kebutuhan dan motivasi yang tidak dapat diakses—yaitu, di luar kesadaran—juga berada di luar kendali kesadaran. Sebagian besar fungsi psikologis ada di ranah di luar kesadaran. Tujuan terapi psikoanalisis adalah membuat motif bawah sadar menjadi sadar, karena hanya dengan begitu individu dapat melakukan pilihan. Memahami peran bawah sadar adalah kunci untuk memahami inti model perilaku psikoanalisis.
Proses bawah sadar adalah akar dari semua bentuk gejala neurotik dan perilaku. Dari perspektif ini, "penyembuhan" didasarkan pada mengungkapkan makna simptom, penyebab perilaku, dan materi yang direpresi yang mengganggu fungsi sehat. Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa wawasan intelektual saja tidak menyelesaikan simptom. Kebutuhan klien untuk berpegang pada pola lama (pengulangan) harus dihadapi dengan bekerja melalui distorsi transference, suatu proses yang dibahas lebih lanjut dalam bab ini.
4. Kecemasan
Juga penting untuk pendekatan psikoanalisis adalah konsep kecemasan. Kecemasan adalah perasaan ketakutan yang timbul dari perasaan, kenangan, keinginan, dan pengalaman yang direpresi yang muncul ke permukaan kesadaran. Ini dapat dianggap sebagai suatu keadaan ketegangan yang memotivasi kita untuk melakukan sesuatu. Ini berkembang dari konflik antara id, ego, dan superego atas kontrol energi psikis yang tersedia. Fungsi kecemasan adalah memberi peringatan tentang bahaya yang akan datang.
Ada tiga jenis kecemasan: kecemasan realitas, neurotik, dan moral. Kecemasan realitas adalah ketakutan akan bahaya dari dunia eksternal, dan tingkat kecemasan tersebut sebanding dengan tingkat ancaman nyata. Kecemasan neurotik dan moral dipicu oleh ancaman terhadap "keseimbangan kekuasaan" dalam diri individu. Mereka memberi sinyal kepada ego bahwa kecuali tindakan yang tepat diambil, bahaya dapat meningkat hingga ego dijatuhkan. Kecemasan neurotik adalah ketakutan bahwa insting akan menjadi tidak terkendali dan menyebabkan seseorang melakukan sesuatu yang akan dihukum. Kecemasan moral adalah ketakutan akan nurani sendiri. Orang dengan nurani yang baik cenderung merasa bersalah ketika mereka melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kode moral mereka. Ketika ego tidak dapat mengendalikan kecemasan dengan metode rasional dan langsung, ia mengandalkan metode tidak langsung—yaitu, perilaku pertahanan ego.
5. Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego membantu individu mengatasi kecemasan dan mencegah ego dari menjadi terlalu terhempas. Alih-alih bersifat patologis, pertahanan ego adalah perilaku normal yang dapat memiliki nilai adaptif asalkan tidak menjadi suatu gaya hidup yang memungkinkan individu untuk menghindari menghadapi kenyataan. Pertahanan yang digunakan bergantung pada tingkat perkembangan individu dan tingkat kecemasan.
Mekanisme pertahanan memiliki dua karakteristik umum: (1) mereka either menyangkal atau merubah kenyataan, dan (2) mereka beroperasi pada tingkat bawah sadar.
Pentingnya Perkembangan Kepribadian
Kontribusi signifikan dari model psikoanalisis adalah penjelasan tahapan perkembangan psikoseksual dan psikososial dari lahir hingga dewasa. Tahapan psikoseksual mengacu pada fase-fase perkembangan Freud, yang dimulai sejak bayi. Freud mengajukan tiga tahap awal perkembangan yang sering membawa orang untuk mendapatkan konseling ketika tidak diselesaikan dengan baik. Pertama adalah tahap oral, yang menangani ketidakmampuan untuk percaya pada diri sendiri dan orang lain, menyebabkan ketakutan untuk mencintai dan membentuk hubungan dekat serta rendahnya harga diri. Kedua, adalah tahap anal, yang menangani ketidakmampuan untuk mengenali dan mengekspresikan kemarahan, menyebabkan penolakan terhadap kekuatan diri sebagai individu dan kurangnya rasa otonomi. Ketiga, adalah tahap falik, yang menangani ketidakmampuan untuk sepenuhnya menerima seksualitas dan perasaan seksual, serta kesulitan untuk menerima diri sendiri sebagai pria atau wanita. Menurut pandangan psikoanalisis Freud, tiga area ini dalam perkembangan pribadi dan sosial—cinta dan kepercayaan, menghadapi perasaan negatif, dan mengembangkan penerimaan positif terhadap seksualitas—semuanya berakar pada enam tahun pertama kehidupan. Periode ini adalah dasar dari perkembangan kepribadian yang kemudian dibangun. Ketika kebutuhan anak tidak terpenuhi dengan baik selama tahapan perkembangan ini, seseorang dapat menjadi terfiks pada tahap tersebut dan berperilaku dengan cara yang psikologis belum matang kemudian dalam hidup.
Erikson sering diakui karena membawa penekanan pada faktor-faktor sosial ke dalam psikoanalisis kontemporer. Psikoanalisis klasik didasarkan pada psikologi id, dan menganggap insting dan konflik intrapsikis sebagai faktor dasar yang membentuk perkembangan kepribadian (normal dan abnormal). Psikoanalisis kontemporer cenderung didasarkan pada psikologi ego, yang tidak menyangkal peran konflik intrapsikis tetapi menekankan usaha ego untuk penguasaan dan kompetensi sepanjang rentang hidup manusia. Terapis psikologi ego membantu klien menyadari pertahanan mereka dan membantu mereka mengembangkan cara yang lebih baik untuk mengatasi pertahanan ini (McWilliams, 2016). Psikologi ego menangani tahap perkembangan awal dan akhir, karena asumsinya adalah bahwa masalah saat ini tidak bisa hanya direduksi menjadi pengulangan konflik bawah sadar dari masa kanak-kanak. Tahap remaja, pertengahan dewasa, dan dewasa lebih lanjut semua melibatkan krisis-krisis tertentu yang harus diatasi. Karena masa lalu memiliki makna dalam hal masa depan, ada kelanjutan dalam perkembangan, tercermin oleh tahapan pertumbuhan; setiap tahap terkait dengan tahap-tahap lainnya. Melihat perkembangan individu dari perspektif gabungan yang mencakup faktor-faktor psikoseksual dan psikososial bermanfaat. Erikson percaya bahwa Freud tidak cukup menjelaskan tempat ego dalam perkembangan dan tidak memberikan cukup perhatian pada pengaruh sosial sepanjang rentang hidup. Perbandingan antara pandangan psikoseksual Freud dan pandangan psikososial Erikson tentang tahap perkembangan dijelaskan sebagai berikut :
